Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Artha Sebut DPP Tak Tegas, Gus Oka Sebaliknya

Denpasar (BaliPolitika.Com) – Dewan Pimpinan Wilayah NasDem Bali seolah-olah terpecah menjadi dua kubu. Kubu Ida Bagus Oka Gunastawa dan Sekwil Luh Putu Nopi Seri Jayanti. Meski keduanya menampik terlibat “perseteruan” dan kompak menyebut perbedaan pandangan adalah dinamika yang biasa, “perang dingin” tampak mengalir deras.

Menyikapi hal tersebut, pengurus DPP Nasdem I Gusti Putu Artha menilai kondisi itu terjadi karena ketidaktegasan DPP NasDem. Ida Bagus Oka Gunastawa sendiri tidak sepakat dengan komentar eks komisioner KPU RI itu. Sebaliknya, politisi yang akrab disapa Gus Oka menyebut DPP NasDem sudah tegas.

“Saya kira tidak ada lah itu. Saya kira DPP sudah sangat tegas,”kata Gus Oka ditemui usai menggelar Rapat Pleno Diperluas di Warung Bendega, Renon. Ia mengungkapkan dinamika internal yang terjadi di tubuh DPW Partai NasDem Bali hanyalah dinamika bisa sebagai sebuah partai politik besar dan hanya riak-riak kecil di tengah jalan kebesaran partai besutan Surya Paloh ini.

Versi Gus Oka dinamika terjadi akibat adanya miskomunikasi. Banyak komunikasi yang terputus di tengah pandemi Covid-19. “Saya rasa bukan karena ketidaktegasan DPP, tapi memang ada miskomunikasi. Dalam kondisi seperti ini, siapa yang tidak miskomunikasi. Realita pandemi Covid-19 ini juga berdampak kepada partai politik,” paparnya.

Kepemimpinan Ketum DPP Partai NasDem Surya Paloh terangnya sudah sangat tegas sekaligus membawa arah kemajuan dan kejayaan parpol ke depan. “Jadi saya kira DPP sudah sangat tegas, tidak main-main. Ini partai besar, Ketua Umum juga orang yang punya banyak pengalaman dalam berorganisasi,” ujar politisi asal Karangasem ini.

Gus Oka menekankan tidak ada dualisme dan perbedaan pendapat. “Di DPW NasDem Bali tidak ada kubu-kubuan. Ini dinamika biasa, dan kami yakni suasana segera kondusif,” katanya optimis didampingi sejumlah pengurus DPW Partai Nasdem Provinsi Bali, para ketua dan sekretaris di 6 DPD NasDem, Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu), dan organisasi sayap partai.

“Pada prinsipnya kami sedang berkonsolidasi. Ini suatu dinamika di dalam mengartikulasi mempersepsikan apa yang menjadi penugasan-penugasan partai,” imbuhnya. Rapat Pleno Diperluas yang digelarnya tersebut tandasnya menindaklanjuti pertemuannya berdasarkan undangan dari Ketua DPP Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan DPP Partai Nasdem Jeannette Sudjunadi, dan Ketua DPP Nasdem Bidang Bapilu, Prananda Paloh tanggal 8 Juni 2020 di Kantor DPP Partai Nasdem di Jakarta.

Kata Oka, Jeannette yang memintanya melanjutkan tugas-tugas konsolidasi di Bali, terutama untuk menyongsong pilkada dan melakukan penyegaran dan penguatan struktur DPW, DPD dan di bawahnya sampai 30 Juni 2020.

Menyikapi adanya Rakorwil yang juga digelar di saat yang sama di Istana Taman Jepun Denpasar dengan agenda penyegaran dan penguatan struktur DPW dan DPD se-Bali, Gus Oka kembali menyebut hal itu sebuah dinamika dalam berpolitik. “Tidak ada kubu-kubuan, saya anggap itu bagian dari diskusi,” tegasnya.

Sementara itu, dalam rapat di Istana Taman Jepun, Putu Artha dengan gamblang dan lugas mengatakan bahwa kondisi dinamika internal yang terjadi di tubuh Partai NasDem di Bali akibat ketidaktegasan DPP Partai NasDem menjalankan SK terkait kepengurusan Plt Ketua DPW NasDem Bali, Jeannette Sudjunadi dan jajaran pengurus di dalamnya.

Akibatnya, kondisi seolah-olah Ketua DPW Partai NasDem Bali masih dijabat Oka Gunastawa yang sudah ditarik sebagai pengurus DPP Partai NasDem menjadi Anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Partai NasDem pasca Kongres II Partai NasDem. Kala itu, Surya Paloh Kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai NasDem.

“Ada dinamika pasca Konggres. Kita korban sistem di DPP yang tidak tegas ambil keputusan sejak awal. Kita semua adalah korban.
Sebelum Kongres kita pakedek pakenyum (harmonis, tidak ada masalah),” kata Putu Artha.

Artha menggarisbawahi dinamika yang terjadi bukan masalah konflik personal satu kader dengan kader lainnya. “Restrukturisasi di semua provinsi sudah terjadi. Ini bergolak lama dan kami sudah dipanggil semua. Kalau sejak itu saja langsung diputuskan ini pengurus yang baru, selesai sudah. Tapi ini masih ngambang, dan karena sikap tidak tegas DPP, maka dengan dinamika yang terjadi saat ini kita korban semua,” paparnya.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!