Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

PUISI-PUISI TEGUH TRI FAUZI

Ilustrasi: M. Kholilullah

 

Di Puncak Sajak

1)
Bila aku terjunkan jiwaku ke dasar lembah
bersama nyanyi waktu yang memutar
kematian bukanlah akhir cerita
di puncak sajak kata-kata
menjalur irama makna
menjelma hyang
tunggal!

Ragaku!
bila tak kudapati
kehidupan seindah matahari
pagi atau kehangatan warna langit
sore hari – akan kususuri hening malam
bersama kabut cinta yang dihujani dendam
seperti lahir di dunia dalam rahim kematian bunda

2023

 

Perempuan dalam Buku Harian

I
Di dalam buku harianmu, kata-kata menjadi bagian dari hidup
sedang kulihat hari-harimu adalah rasa sakit semua tubuh

Di sepertiga malam aku membalas ceritamu:
Bahwa yang tertinggal selalu kenangan
yang berjalan selalu kegagalan
begitulah wajah kehidupan

Di dalam buku harianmu, matamu mewarisi jalan pengembara
sedang dalam lembar sunyiku semua menyangkut sepotong catatanmu

& lihatlah, hujan telah reda di langit malam
tulisan yang kita tanam akan menumbuhkan
keresahan yang tak terlepaskan

pada saat angin menyebarkan bau melati
& kenangan itu kita pegang erat di samping
hidup yang sudah lama meruang, ketika

suara detak jantung tiba berhenti
–kita telah selesai menulis hidup ini.

II
Kamu telah menjadi rumah, sendiri
pulang dalam keadaan kelam
Dan aku mengenangmu bagai peziarah
menempuh sisa usia di tengah
sunyi jurang dunia.

2023

 

Perempuan Tua dalam Puisi

I
Aku merindukanmu ketika angin masuk
ke dalam ruang tamu, mendiami kursi-kursi tua
yang resah oleh hasratnya untuk kembali bersama

Semuanya tersimpan rapi dalam waktu
ketika cahaya lilin dan bulan berpasangan
di tengah malam tanpa alasan untuk usai

: berjajar foto-foto wajahmu
& wajahmu mengurung umur dalam kubur

Aku terus merindukanmu
mencatat semua perjalanan tubuh
membaca kembali pertanyaan yang rapuh
& lalu hujan jatuh di kelopak mataku
tanpa undangan, memutar segala kenangan

II
Walau hari baru, tapi rindu menolak pergantian itu
masih kudengar sebatas-lalu suaramu yang dulu
bagai suara gemuruh angin musim kemarau
meramaikan baling-baling di pikiran

Kamu yang terdiam dalam pigura, o, suamiku
sementara aku menjadi rumah, sendiri
melepas pergi kembara yang tak lagi pulang
menempuh sisa usia di tengah
sunyi jurang dunia.

2023

 

Perempuan Tua dalam Puisi II

Pada suatu hari, Anakku!
ketika kehidupan selalu bergelut dengan pikiran
& kematian selalu membuahkan tegangan perasaan:
peristiwa keindahan adalah ungkapan keduanya
itulah pintu kasih-sayang
di mana segala kenangan terarsip
di memori ingatan

Walau nanti Ibu akan pergi
menyusul Ayahmu, di seberang desa kecil
yang menghadap bukit-bukit, lihatlah!
jalan meninggi itu serupa alur dalam matamu
sedang jalan menurun itu serupa suasana hatimu

Anakku! sewaktu-waktu pergilah ke hutan
di pojok rimbunan pegunungan sana, akan ada
para leluhur menyambutmu dengan alunan musik
alam: jendela menuju masa silam

Pada suatu hari, Anakku!
Ayah dan Ibumu akan menunggumu di sana
di bawah pohon beringin yang menguatkan akarnya
dan kamu pasti akan mengikuti caranya bertahan
di tengah badai zaman

& esok hari
ketika angin menyebarkan bau melati
pegang eratlah segala kenangan, tempuhlah
hidup yang sudah lama meruang

sampai kamu mengerti, ketika
suara detak jantung berhenti
— selalu timbul peristiwa puisi:
mahakarya Tuhan yang abadi.

2023

 

BIODATA

 

Teguh Tri Fauzi adalah penyair, peziarah budaya, dan redaktur di media Halimun Salaka.

M. Kholilullah alias Holy, lahir di Denpasar, 9 Juni 1997. Ia belajar melukis secara otodidak. Ia pernah berpameran bersama di Universitas Indonesia, Jakarta, tahun 2023. Ia aktif di komunitas Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP), Denpasar.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!