Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

SPORT

Satu Nyawa Sangat Berharga, Apalagi Ratusan

Leonard Tupamahu Serukan Suporter Harus Dewasa

TRAGEDI KANJURUHAN: Senin, 3 Oktober 2022 malam, seluruh keluarga besar Bali United FC dan Bali United Basketball bersama Semeton bersatu hati di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Di bawah awan mendung, berselimut dingin malam, seluruh elemen Serdadu Tridatu bersama-sama menghidupkan lilin kecil dan menaburkan bunga di tempat yang sama, di mana kecintaan itu tumbuh, di stadion, berduka atas Tragedi Kanjuruhan.

 

 

GIANYAR, Balipolitika.com Kalah, ngamuk, 127 kehilangan nyawa. Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur ini menghadirkan duka mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia.

Pertandingan pekan ke-11 BRI Liga 1 Musim 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 berubah menjadi pilu.

Meski tak dihadiri pendukung Persebaya Surabaya, kisruh tetap tak terelakkan. Usai peluit panjang berbunyi official dan pemain Arema FC dan Persebaya Surabaya dilempari Aremania.

Buntutnya, selain 127 nyawa mati sia-sia, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy melaporkan tragedi kemanusiaan tersebut total menelan korban sebanyak 448 orang. 302 orang mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, 125 suporter, dan 2 polisi meninggal dunia.

Punggawa Bali United, Leonard Tupamahu pun merasakan duka mendalam dan menyampaikan simpati atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

“Jujur saat mendengar berita (Tragedi Kanjuruhan, red), saya shock dan sedih sekali. Saya turut berduka yang sedalam-dalamnya bagi semua korban tragedi ini,” ujar Leonard.

Sebagai pemain sepak bola profesional yang telah malang melintang bermain di sejumlah klub selama puluhan tahun, pemilik nomor punggung 32 ini tidak henti-hentinya berharap agar tidak akan pernah ada lagi kejadian serupa.

Bagi Leo, Tragedi Kanjuruhan ini menjadi peringatan keras sekaligus momen perenungan mendalam bagi seluruh insan sepak bola di Indonesia untuk berbenah. Sebab, nyawa satu orang apalagi ratusan orang amat berharga.

“Harapan saya, tragedi ini adalah yang paling terakhir terjadi di Indonesia dan menjadi pembelajaran untuk kita semua. Mulai dari PSSI, suporter, kepolisian, panpel, LIB, dan juga menjadi momen bagi setiap suporter di seluruh Indonesia untuk bersatu dan lebih dewasa dalam mendukung tim kesayangan,” harap Leonard.

Semoga saja proses penanganan dan perawatan korban yang mengalami luka dapat berjalan dengan lancar, proses investigasi terkait tragedi ini dapat segera menemui titik terang, dan kejadian serupa tidak akan pernah terulang.

“Mari bersama kita berdoa dan membenahi diri, agar sepak bola di negeri ini jauh lebih baik lagi,” ajaknya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!