Ilustrasi: Bonk Ava
Hadad Fauzi Musthofa:
Jangan Berhenti
Hendak pergi kemana dikau ini
Apa yang kau mau
Hanya sekedar singgahkah
Puing-puing itu sudah kau bangun
Dengan kokoh dan erat
Tanpa karat
Kau harus tahu, setiap jengkal adalah cerita
Yang hinggap dan bermakna
Meski nanti jalannya berhenti
Rekam jejaknya akan abadi
Percayalah barangkali kau hanya duduk-duduk saja
Atau hanya berhenti sejenak
Cepatlah bangun, lalu berjalan
Ada buku yang masih kosong untuk kau isi
Dengan tinta hati
Cirebon, Mei 2022
Aqimee al-Khoer:
Antara Rindu dan Doa
Kau adalah puisi yang selalu kulangitkan
sedangkan aku adalah ayat yang tak pernah kaulantunkan.
Kata seorang pujangga, rindu adalah doa.
Ya, memang benar adanya, rinduku adalah doa,
biarlah Tuhan yang tahu siapa yang kulantangkan di dalamnya,
tanpa aku harus tahu siapa yang mengamininya.
Al-Ikhsan, 19 April 2020
Agus Salim Jombang:
Kutitip Rindu pada Gerimis
Mendung yang menetes menjadi gerimis
Cinta kasihMu tiada pernah menipis
Tanah kerontang pun lembab optimis
Esok hari tetumbuhan tersenyum manis
O, gerimis aku titip rindu padamu
Basahi hati gersang dengan gerimismu
Izinkan kumunajat di zawiyah rindumu
Mengikuti jejak para salik berpeluh rindu
Walau dengan malu kududuk tersipu
Goresan noda hitam lumuri jalanku
Hanya padaMu Tuhan empunya gerimis
Dan hanya padaMu Tuhan aku menangis
Kutitip rindu pada gerimis penghela resah
Anak-anak riang memandang pelangi indah
Penghias cakrawala lukisan Sang Maha Indah
Di ujung zawiyah rindu kumunajat dan berserah
Sidoarjo, 8 Februari 2022
M Musyafa Asy’ari:
Sungai Kehidupan
Pandanglah jiwa bak pancuran
Dari air mata keabadian
Semuanya tetap dan tak bertempat
Wajah cantik yang kau lihat
Kata baik yang kau dengar
Jangan berduka, tatkala semua hilang
Niscaya akan merasakan arti kehidupan
Lalu, apa yang kau risaukan?
Sedang semua ciptaan hanya sungai
Mengalir menuju pancuran
Mengucur dalam kehidupan
Menjadikan insan dengan akal pengetahuan
Purwokerto, 30 November 2021
Heru Patria:
Dewata
Aroma dupa, wangi kamboja, membius raga
Terbangkan jiwa, langitkan doa, mengucap pinta
Bebaskan bangsa dari bencana wabah corona
Padamu dewata kami memuja sepenuh jiwa
Oh, Wisnu yang agung tempat kami berlindung
Berilah kami keselamatan dari penyakit merundung
Bersihkan langit negeri dari mendung
Agar bangsa ini tak lagi berkabung
Oh, Bathara Indra di tahta mayapada nan damai
Singkirkanlah segala penyakit dari muka bumi
Ijinkan kami mengucap puja sepenuh hati
Agar petaka enyah dari bumi pertiwi
Duhai, dewata penguasa jagad raya
Hanya padamu kami langitkan doa
Berserah atas segala bencana
Bersujud jiwa raga
Blitar, 2022
=================================
Biodata
Hadad Fauzi Musthofa, lahir di Cirebon, 04 Maret 2001. Puisinya dimuat dalam antologi Terbungkam dalam Lafadz (2019), Jendela Aswaja, Negeri Kertas, dan Monologkita17.
Aqimee al-Khoer, lahir di Banyumas. Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris di UIN SAIZU Purwokerto. Kini, ia tumbuh, berkembang dan berproses di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji.
Agus Salim, nama penanya Agus Salim Jombang, lahir di Jombang, 04 Agustus. Karyanya berupa puisi dan pantun dimuat dalam Aku Rindu Aku Sujud (2016), Malam-malam Seribu Bulan (2016), Sebut Aku Debu (2019), Pantun Nasehat (2020), dan Pantun Mutiara Budaya (2020).
M Musyafa Asy’ari, mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri KH Syaifuddin Zuhri Purwokerto. Lahir di Benda, Sirampog, Brebes, 1 Juni 2003.
Heru Patria adalah nama pena dari Heru Waluyo, berasal dari Blitar. Ia menulis novel, cerpen dan puisi. Puisi dan cerpennya banyak dimuat di buku antologi nasional serta berbagai media cetak dan online.
Bonk AVA adalah nama pena dari Putu Sumadana, lahir di Denpasar, 27 Juli 1987. Puisi dan esainya dimuat di sejumlah media masa. Selain menulis, ia suka melukis. Pameran yang pernah diikutinya adalah “Silang Sengkarut” di Dalam Rumah Art Station, Denpasar.