MANGUPURA, BaliPolitika.Com -Eksistensi nilai-nilai kearifan lokal wajib dijaga oleh desa adat. Penegasan itu disampaikan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri upacara pengukuhan dan pajaya-jayaan Bendesa dan Prajuru Adat, Desa Adat Bualu masa bakti 2020-2025 di Wantilan Pura Desa Desa Adat Bualu Kuta Selatan beberapa waktu lalu. Semua pihak, khususnya prajuru adat diingatkan untuk menjaga kearifan lokal dan saling menghargai swadarma masing-masing dengan tidak membenturkan hukum adat dan hukum nasional.
“Bendesa dan prajuru adat yang baru harus selalu menjalankan swadarma dengan tetap berpegangan pada pararem desa adat, perda adat dan hukum nasional yang berlaku. Sehingga keharmonisan bisa terwujud di tengah masyarakat,” ujarnya. Bupati kelahiran 19 Maret 1972 itu juga berpesan agar perangkat adat ikut mendorong pertumbuhan geliat ekonomi di wilayah masing-masing. Giri Prasta berkomitmen memperkuat keberadaan badan usaha milik desa adat dengan melakukan revitalisasi pasar adat dan lapangan lagoon bila kondisi perekonomian Badung kembali normal.
Bendesa adat terpilih, Wayan Mudita mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Desa Adat Bualu atas kepercayaan dan mandate yang diberikan. Berbekal dukungan semua pihak, Mudita berharap Desa Adat Bualu menjadi lebih baik ke depan. Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Bendesa Adat Bualu, Made Darma melaporkan proses pemilihan dilakukan secara berjenjang. Diawali proses penjaringan dan sosialisasi visi-misi ke masing-masing banjar adat. Selanjutnya, Minggu (22/11) dilaksanakan pemilihan dengan mekanisme musyawarah mufakat. Puncaknya, Selasa (1/12) panitia menetapkan I Wayan Mudita sebagai Bendesa Adat Bualu periode 2020-2025.
Anggota DPRD Bali Wayan Rawan Atmaja, Anggota DPRD Badung Nyoman Karyana, Kadis Kebudayaan Badung Gde Sudarwita, perwakilan kementerian agama, perwakilan MDA Bali dan Badung, Camat Kuta Selatan, dan Bendesa se-Kuta Selatan tampak hadir dalam pengukuhan itu. (bp)
