Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pariwisata

Sambut Sunset 2021, Ungasan Garap Panggung Kecak “Praharsacita”

UNGASAN, BaliPolitika.Com– Pantai Melasti, salah satu “spot surga baru” Bali di Desa Ungasan kian berbenah. Tak hanya jalan berkelok, barisan tebing kapur menjulang, bukit yang ditumbuhi pepohonan, dan laut terbuka berpasir putih, Pantai Melasti juga siap menyapa Anda bersama 125 penari kecak menyongsong detik-detik matahari tenggelam. Intisari sloka Ramayana menjadi inti cerita.

“Kami akan launching menunggu hari baik di bulan April 2021. Maret Nyepi. Disusul Galungan dan Kuningan. Tentu saat itu krama kami sibuk. Jadi setelah kesibukan itu kami buka sambil menunggu krama adat usai latihan (kecak, red),” ucap Jero Bendesa Adat Ungasan, I Wayan Disel Astawa ditemui Minggu, (13/12) siang. Menariknya, Disel menyebut penataan Pantai Melasti direncanakan sebelum pandemi Covid-19 mewabah, namun akhirnya digarap saat virus SARS-CoV-2 melumpuhkan pariwisata Bali.

“Juli 2021 baru mulai digarap agar masyarakat kami ada kesibukan,” ungkap pria dengan nada bicara khas Badung Selatan itu. Disel menyebut panggung kecak dengan posisi menghadap ke Barat itu rencananya dinamai Praharsacita. Mengandung arti penyucian dari segala kesedihan atau kekotoran menuju kedamaian. Selain menikmati keindahan Sang Pencipta, mereka yang hadir ke Pantai Melasti dari segala agama dan latar belakang budaya secara tidak langsung melakukan penglukatan atau menghilangkan sebel alias kekotoran yang melekat dalam dirinya menuju kedamaian lahir dan batin.

“Intinya ketika sifat kotor yang melekat dalam diri kita hilang, maka terbitlah kedamaian,” tandas Disel yang juga mengemban amanat sebagai anggota Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD Provinsi Bali. Imbuhnya, panggung budaya ini akan diisi secara bergiliran oleh 15 banjar adat di Desa Ungasan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Satu kelompok terdiri dari 5 banjar dan per banjar mengeluarkan 25 orang penari. Disel menyebut pihaknya juga akan memberikan kesempatan bagi sanggar-sanggar kesenian, khususnya di wilayah Desa Adat Ungasan. “Sehingga semuanya terakomodasi dalam mengembangkan bakat dan seni budaya,” ungkapnya sembari menyebut panggung budaya Prayascita berkapasitas 1.000 orang. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!