Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Berpihak pada Rakyat, Massker Sedih Bantuan 1.500 Sambungan Air Bersih Hangus

KARANGASEM, BaliPolitika.Com – Hal penting terungkap dalam Debat Kandidat Pasangan Calon Pilkada Karangasem 2020 berlangsung di Ina Grand Bali Beach Hotel, Sabtu (24/10/2020) malam. Selain adu visi misi antara paslon nomor urut 1 I Gede Dana- I Wayan Artha Dipa (Dana-Dipa) dan paslon nomor urut 2, I Gusti Ayu Mas Sumatri- I Made Sukarena (Massker), fakta lain muncul ke permukaan. Salah satunya adalah hilangnya harapan masyarakat mendapatkan 1.500 sambungan pipa air bersih gratis dari pemerintah pusat.

Berpihak pada masyarakat kecil, Mas Sumatri mempertanyakan lambatnya Gede Dana selaku Ketua DPRD Karangasem mengeksekusi Ranperda Penyertaan Modal senilai Rp 4,5 M guna merealisasikan program perluasan 1.500 sambungan distribusi air untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Berusaha berkelit, Dana-Dipa berdalih rapat bamus sudah selesai dan tidak mungkin lagi membahas usulan baru llain.

Menariknya, Dana menyebut usulan tersebut masih sebatas usulan angka anggarannya, bukan detail Ranperda. Di sisi lain, Mas Sumatri menegaskan usulan demi kepentingan rakyat kecil itu sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran- Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Mas Sumatri tampak tak bisa menyembunyikan kekecewaannya karena bantuan di depan mata hangus seketika karena ketidaksigapan pimpinan DPRD Karangasem di bawah kepemimpinan Gede Dana.

“Bantuan pemerintah pusat siap diberikan. Karangasem sangat beruntung mendapatkan bantuan tersebut. Harapan itu hilang karena tidak dibahas Gede Dana selaku Ketua DPRD Karangasem. Kenapa tidak dibahas padahal sudah masuk dalam KUAPPAS?” ucapnya. Disentil telat melakukan pengajuan oleh Dana-Dipa, Massker dengan santun mengucapkan terima kasih dan berusaha memberikan penjelasan karena Gede Dana berkilah usulan tersebut tak bisa dibahas selama 15 hari kerja.

“Rancangan masuk KUA-PPAS, telat saya tidak setuju. Akhir November 2020. Ini hibah pusat, seharusnya Ketua DPRD Karangasem serius sehingga bantuan tidak hangus. Pengajuan tidak akan hangus jika kita sepakat kepentingan rakyat yang utama. Mari kita serius memperjuangkan hak-hak rakyat apalagi untuk kepentingan rakyat,” tegas Mas Sumatri.

Lebih lanjut, Mas Sumatri tidak mempermasalahkan dirinya dicap cerewet oleh banyak pihak karena hal itu dilakukannya demi masyarakat Karangasem. Terkait hangusnya bantuan yang sudah di depan mata dari pemerintah pusat itu, Mas Sumatri hanya bisa menghela napas panjang dan memohon kerja sama banyak pihak. “Saya cerewet untuk kesejahteraan rakyat. Inilah saya. Ke depan, semestinya kerja bersama. Saya sudah berkirim surat kepada Yang Terhormat Bapak Ketua DPRD Karangasem. Surat permohohan lampiran nomor 45. Ini yang diterima, 15 November 2020. Saya jadi merasa, koalisi saya tidak besar (terpilih sebagai Bupati Karangasem 2015, red). Sehingga ini (bantuan 1.500 sambungan air bersih, red) tidak terjadi, tidak dibahas hanya karena persoalan pribadi, politik, rakyat jadi sasaran. File saya ada,” tegas istri tokoh senior, Gusti Made Tusan itu dengan mata berkaca-kaca.

Merespons hangusnya bantuan yang diperjuangkan Mas Sumatri untuk 1.500 sambungan air bersih untuk keluarga miskin. Gede Dana berdalih pembahasan APBD tidak cukup 15 hari. Mirisnya, Gede Dana juga tidak percaya Pemda Karangasem memiliki data valid untuk 1.500 penerima sambungan air bersih tersebut. “Bayangkan, Bangus kapan harus rapat? Bukan masalah kepentingan masyarakat, kami tidak mau terjerat di kemudian hari,” ungkap Gede Dana. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!