Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Lihat Kualitas Calon, Kesampingkan Warna Parpol

DENPASAR (BaliPolitika.Com)- Pandemi Covid-19 memungkinkan 2 hal terjadi, khususnya terkait hajatan Pilkada Serentak, 9 Desember 2020. Dalam kondisi tingkat ekonomi masyarakat yang lemah, akan muncul pemilih idealis dan pemilih pragmatis. Politisi Gede Pasek Suardika (GPS) mengajak masyarakat untuk cermat memikirkan kualitas pemimpin sebelum menentukan pilihan. Sebab, hanya pemimpin berkualitas yang akan mampu mengantarkan masyarakat “selamat” melewati pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir ini.

Untuk itu, masyarakat harus buka mata dan hati memikirkan masa depan daerahnya masing-masing. Bukan memilih pemimpin suryak siu jika memang tidak berkualitas. Masyarakat idealnya juga mengesampingkan unsur parpol saat memilih dan lebih mengedepankan kualitas calon pemimpin. Syukur-syukur kalau calon pemimpin yang ditawarkan parpol berkualitas, jika tidak maka masyarakat yang akan menanggung akibatnya 5 tahun ke depan.

“Ke depan komposisi perolehan kursi parpol di Bali idealnya lebih seimbang sehingga jumlah fraksi bisa lebih banyak. Di sanalah masyarakat bisa mendapatkan tawaran calon pemimpin yang lebih berkualitas. Kemungkinan tokoh-tokoh untuk mengikuti kontestasi politik pun lebih banyak. Sekarang pintu untuk maju sangat sedikit. Parpol tertentu terlalu sangat dominan. Secara demokrasi ini sangat tidak bagus,” ungkapnya.

Dalam kondisi dominannya salah satu parpol, GPS menyebut masyarakat dirugikan karena fungsi pengawasan tidak jalan. “Kalau kita mau jujur mengatakan, legislator kita tidak maksimal melakukan fungsi pengawasan dengan baik. Yang muncul justru ketakutan legislator untuk mengkritik eksekutif karena garis hierarki dan satu parpol. Ini tidak baik bagi demokrasi dan sangat merugikan masyarakat. Faktanya hari ini merugikan masyarakat. Kenapa? Ya karena fungsi pengawasan tidak jalan. Dewan jadi lemah,” ungkapnya sembari menyebut jika roda pemerintahan dibuat absolut demokrasi jadi tidak berkualitas. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!