Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Eliaser Loinenak

Ilustrasi: Gede Gunada

 

Balada Cinta Sang Pengembara

seperti musafir aku mengembara di bentala asing
dengan tangan penuh aku pergi
sekarang aku pulang dengan tangan kosong
menjadi asing di tanah moyangku sendiri

betapa malang tak dapat ditolak, mujur pun tak boleh diraih
kejam nian tangan maut mencabik-cabik seluruh cinta
oh semesta, pada siapa duka ini mesti kukabarkan
pada bahu siapa tempat kusandarkan jiwa raga nan rapuh

nasibku serupa nyala lilin, kadang terang kadang redup
sedangkan kehidupan ini terus bergulir
apakah masih ada yang bisa diharapkan?
mungkinkah kan kutemukan lagi tumpuan jiwa raga nan ringkih?

bila memang aku mendapat belas kasihmu, duhai tuanku
izinkan kiranya aku memungut bulir-buir cinta yang berserakan
kembangkanlah kiranya sayapmu menaungi hambamu ini
sebab hanya engkau yang layak menebus daku dari keterasingan ini

03.11.2022

 

Cahaya di Atas Cahaya

pada hening sunyi sepertiga malam yang bening
langit berhiaskan pijar pijar cahaya bintang
ketika lelap tengah memeluk sekujur jagat rat
ketika semua orang sedang terlena dalam mimpi

seberkas cahaya dalam rupa maha sempurna
menyeruak lalu menyusup menembus dinding hati
berkilau menyinari temaram ruang kalbu
alangkah indah manakala relung jiwa bermandi cahya

seketika sukma meledak menggelegar bagai petir
jiwa membahana bersorak dan berjumpalitan
menari mengikuti indahnya cahaya maha cahaya
oh cahaya di atas cahaya teruslah bersinar dalam jiwa

06.11.2022

 

Ada yang Diam-diam Pergi

ada yang diam-diam pergi dengan langkah seribu
tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada masa lalu
langkahnya terhenti di simpang aral
bingung memilih arah mana yang mesti ditempuh
akan melangkah maju, di depan jurang menganga
akan berbalik arah, pintu telah terkunci
akan ke kiri takut kehilangan ibu
akan ke kanan takut kehilangan bapak
limbung
langit menggugurkan air mata menjadi puisi
angin menggugurkan daun-daun menjadi api
tak sempat mengucapkan salam jumpa kepada masa depan
semua berlalu dengan semburan kata khianat yang laknat
sejatinya perpisahan tak bakal terjadi
seandainya kata dahulu bertepati, kata kemudian kata bercari
dan cinta tak sekejam itu kalau pandai berkaca

08.11.2022

 

Legenda Tulang Rusuk

salam bagimu
semoga bahagia selalu
saudariku, datanglah ke dalam pelukanku
tangan yang terulur ini adalah tangan saudaramu
yang tuhan ambil satu rusuknya pada pagi penciptaan pertama
berbilang-bilang tahun aku mencarinya di mana-mana

tanpamu aku rapuh, hendak terbang tiada bersayap
patah sayap bertongkat paruh
tanpamu aku bagai susunan puzzle tak berpola
karena itu, aku sangat membutuhkanmu sepanjang waktu

saudariku, sambutlah tangan saudaramu yang terulur ini
tangan yang akan membimbingmu ke altar tuhan
karena sejak pagi penciptaan pertama,
laki-laki berkata kepada perempuan: aku mencintaimu
perempuan berkata kepada laki-laki: aku mencintaimu
sempurna dalam satu tubuh

11.11.2022

 

BIODATA

Eliaser Loinenak lahir di Puamese, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1980. Menulis cerpen dan puisi. Cerpennya yang berjudul Teku dan Perjalanan sempat dimuat di Pos Kupang edisi Minggu (2002-2003), cerpen Sekuntum Mawar Merah Jambu untuk Gadis Bergaun Hitam dan Dairy Hitam dimuat di Majalah Cakrawala Pendidikan NTT. Puisi-puisinya termuat di umakaladanews.com, balipolitika.com, Majalah Elipsis, Media Sastra dan Budaya negerikertas.com, faktahukumntt.com, dan suarakrajan.com. Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Satu Atap Sunu, Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!