Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PolitikSELEBRITIS

Cinta Terhalang Prabowo Subianto-Titiek Soeharto

"Kembalilah kepada Putriku JIka Kau Sudah Setara Denganku"

CINTA TERHALANG: Banyak Pihak yang Mendukung Agar Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto Kembali Bersatu Seperti Sebelum Tahun 1998, saat Cinta Mereka Terhalang Urusan Politik

 

JAKARTA Balipolitika.com- Hubungan cinta calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto terus disorot, menyusul keunggulan pasangan calon (paslon) 02 dalam hitung cepat pemilu presiden (pilpres) 2024. Muncul dukungan dari banyak pihak agar Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto kembali bersatu seperti sebelum tahun 1998. Apalagi, setelah lama berpisah, keduanya juga masih terlihat berhubungan baik dan membesarkan bersama anaknya yang bernama Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau lebih dikenal dengan nama Didit Prabowo.

Beredar luas sejumlah cerita kisah cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto di media sosial, ramai dibicarakan. Beberapa di antaranya mengutip dari buku-buku yang menceritakan tentang Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto hingga peristiwa geger politik 1998. Di antaranya juga ada yang belum dapat dikonfirmasi atau membuat spekulasi dari kutipan pernyataan Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto. Seperti unggahan akun @zakymorela7 yang ramai di platform media sosial TikTok.

Unggahan tersebut diberi judul #TrueStory Cinta Terhalang, “Kembalilah kepada Putriku Jika Kau Setara Denganku.” Kutipan itu disebut berasal dari pernyataan Soeharto pada tahun 1998 sebelum dilengserkan oleh rakyat pada geger politik di tahun 1998. Menurut narasi dalam video itu, Prabowo Subianto dipisahkan secara paksa oleh Soeharto yang menganggapnya sebagai pengkhianat.

“Kembalilah kepada putriku, jika kau sudah setara denganku,” kata narator. “Ini kalimat dari Presiden Soeharto kala itu.” Pernyataan tersebut dianggap sebagai motivasi Prabowo untuk dapat menjadi setara dengan Soeharto yang pernah menjadi presiden ke-2 Indonesia. Prabowo Subianto lantas mencalonkan diri berulang kali sebagai calon presiden untuk dapat kembali bersatu dengan Titiek Soeharto, orang yang dikasihinya.

Sementara Titiek Soeharto tahu, Prabowo diusir dari Cendara dan hanya bisa menangis mengetahui suaminya harus pergi. “Benar-benar diusir, seorang jenderal bintang 2 diusir dan dipisahkan dengan anak dan istrinya.” Padahal, lanjutnya, kalau mau jujur, Prabowo di depan rekan-rekan militernya banyak yang iri karena prestasi luar biasa di dunia militer. “Prabowo walaupun seorang menantu presiden ketika itu, Soeharto terus memintanya dan memerintahan Prabowo untuk terjun ke medan perang,” jelasnya.

Benar saja, ternyata Prabowo bisa menunjukkan kemampuannya di dunia militer dan prestasinya mengungguli senior di atasnya. Namun ironis, setelah peristiwa geger politik 1998, di mata soeharto kala itu, yang juga mertuanya, Prabowo Subianto malah dianggap sebagai pengkhianat. Prabowo dituding berpihak pada rakyat dan pro reformasi, seorang Prabowo Subianto juga dituding akan melakukan kudeta pada mertuanya sendiri. Padahal di mata rakyat, Prabowo dianggap tak lebih dari sebagai kaki tangan atau tangan kanan Soeharto. Prabowo dibenci di dua sisi, baik oleh Soeharto mau pun rakyat Indonesia. “Dilemanya di situ, sementara Prabowo adalah pro rakyat, sementara pak Soeharto menuduh bahwa Prabowo sebagai pengkhianat,” lanjutnya, “Dan itulah yang terjadi, sehingga Prabowo diusir dari cendara, itu rumah kediaman Soeharto sampai sekarang.”

Jika melihat latar belakang kedua keluarga, baik Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto, seakan keduanya sulit untuk dapat bersatu. Prabowo Subianto adalah anak dari begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo, sedangkan Titiek Soeharto adalah putri Presiden Indonesia ke-2 Soeharto. Dalam sejarahnya, kedua keluarga ini tidak cukup baik hubungannya. Soemitro kerap mengkritik pemerintahan Soeharto hingga puncaknya pada tahun 1995, hubungan kedua keluarga ini merenggang. Soemitro Djojohadikoesoemo yang lama tinggal di luar negeri dan sering bepergian ke Eropa, memiliki pola pikir yang terbuka. Sementara keluarga Soeharto sangat kental dengan nilai-nilai budaya dan adat Jawa. Soemitro Djojohadikoesoemo kerap melontarkan kritik keras terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahan Soeharto. Salah satu kritik Soemitro Djojohadikoesoemo yang membuat Soeharto geram adalah terkait sinyal kebocoran 30 persen dari anggaran pembangunan.

Meski hubungan kedua keluarga tidak cukup baik, namun Titiek Soeharto ternyata belajar dari Soemitro Djojohadikoesoemo yang seorang begawan ekonomi. Dari sanalah Prabowo akhirnya berkenalan dengan Titiek Soeharto, mereka kerap bertemu saat Titiek sedang menemui Soemitro Djojohadikoesoemo. Dari pertemuan inilah akhirnya Prabowo dan Titiek Soeharto menjalani sebuah hubungan romantis. Mengetahui sang putra berpacaran dengan Titiek Soeharto, Soemitro berpesan kepada anaknya untuk serius dalam menjalani hubungannya. Pada akhirnya, Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto menikah pada Mei 1983, pernikahan yang menyatukan dua keluarga berpengaruh di Indonesia. Latar belakang kedua orang tua Prabowo dan Titiek, menyiratkan sebuah pernikahan politik yang didasarkan pada kepentingan kekuasaan. Dari pernikahan itu, mereka dianugerahi seorang putra semata wayang bernama Ragowo Hediprasetyo atau yang akrab disapa Didit Prabowo. (dp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!