Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

KesehatanPariwisataPemerintahan

Pemerintah Dorong Protokol Kesehatan Sambut Pariwisata New Normal

Denpasar (BaliPolitika.Com) – Virus corona membuat banyak pihak merana. Memicu dampak yang cukup signifikan terhadap berbagai sektor, khususnya sektor pariwisata. Terjadi penurunan angka yang sangat drastis terkait masuk atau keluarnya para wisatawan domestik maupun asing di Indonesia. Oleh karena itu, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi selaku kementerian koordinator menyiapkan langkah atau upaya yang dapat dilakukan dalam menindaklanjuti permasalahan tersebut.

“Kita mempersiapkan destinasi-destinasi pariwisata ini untuk menerima wisatawan domestik atau wisatawan asing saat pandemi Covid-19 dan salah satu upaya yang kita lakukan adalah membangun lima destinasi super prioritas. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden Jokowi, Menko Marves dan Menparekraf, di mana turis akan masuk ke suatu kawasan, ketika destinasinya itu terbangun dengan baik. Berarti Pemerintah sekarang harus segera membangun destinasi yang berkualitas sehingga destinasi ini dapat menarik wisatawan, merasa aman dan nyaman serta kesehatan mereka juga terjamin pada saat melakukan kunjungan ke destinasi tersebut,” sambut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves Odo RM Manuhutu (01-07-2020).

Ia menuturkan bahwa masa pandemi ini juga membuka kesempatan bagi kita semua di Indonesia untuk melakukan reset terhadap persepsi mengenai transformasi wisata dari Mass Tourism ke Quality Tourism. Hal tersebut tentu membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas juga sarana maupun prasarana yang mumpuni.

“Sebetulnya hal yang harus dilihat adalah bukan protokolnya namun bagaimana implementasinya. Kita memandang bahwa justru para pelaku industri pariwisata mempunyai pengaruh besar untuk menerapkan protokol kesehatan tersebut. Peraturan adalah peraturan, tapi yang penting adalah implementasinya. Implementasinya adalah di tangan teman-teman para pelaku industri pariwisata,” tegas Deputi Odo.

Melalui kesempatan tersebut, Deputi Odo mengapresiasi terhadap upaya yang telah dikerahkan dalam menanggulangi ketakutan berwisata atau fear of travelling. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi yang masif, serta uji coba sebelum menerapkan protokol kesehatan tersebut.

“Kalaupun ada kurang lebihnya, saya kira itu normal. Protokol kesehatan ini dibuat bukan hanya dari masukan pemerintah saja, namun menampung masukan dari asosiasi dan para pelaku lainnya. Jadi ada keseimbangan,” tambahnya.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!