Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pemerintahan

Belum Beres ! Bau Busuk Dua Proyek Milik Disprindag Gianyar

Gianyar (BaliPolitika.Com) – Mangkraknya Dua Proyek milik Disprindag Kabupaten Gianyar terdiri dari gedung Industri Kecil Menengah (IKM) di Celuk dan Pasar Silakarang Sukawati menyisakan bau teramat busuk dan tidak beres. Pasalnya proyek dikerjakan rekanan kontraktor PT. Marabuntha Ciptalaksana (MC) sebagai pemenang tender dikatakan lari dari tanggung jawab.

Bahkan pengawas BPK dikabarkan sempat turun mendalami masalah proyek ini namun sampai sekarang disebut sebut belum juga ada kejelasan alias ‘saru gremeng’. Sementara, dana anggaran diambil dari APBD tahun 2018 untuk proyek ini sudah dianggarkan dalam dua tahap, mencapai Rp 8 miliar lebih. Namun alhasil proyek jauh dari api panggang. Terlihat, pada lokasi hanya berdiri kerangka baja berkarat serta areal ditumbuhi semak-semak.

Lebih mencengangkan, rekanan kontraktor proyek ini menyisakan hutang di sana-sini. Tidak saja terhadap sub kontraktor, bahkan disebutkan sampai pemilik warung harus menelan empedu pahit. “Tercatat 43 sub kontraktor, baik pemasok material dan pemilik warung tertanam modalnya di proyek pasar ini. Tidak sedikit, hampir mencapai Rp 4 miliar,” ungkap Supiati, Minggu (28/6)

Diceritakan Supiati, selama proyek berjalan usahanya berupa warung kecil dijadikan tempat makan bagi pekerja dan staff PT. MC. “Mereka kan pada makan di sini, saya yang masakin dan total uang untuk makan saja sekitar Rp 30 juta. Dan sampai sekarang belum dibayar. Saya sudah tidak bisa apa-apa. Imbasnya biaya kuliah buat anak saya sudah tidak ada lagi,”

“Janji dari pihak kontraktor hanya omong kosong. Padahal kami sudah minta tolong sama Kadis Disperindag waktu itu, yang dijabat Pak Wayan Suamba. Tapi belum ada kabarnya sampai saat ini. Sudah hampir satu setengah tahun kami menunggu,” terangnya.

Selain kerugian materi dan yang membuat miris, Supiati juga menuturkan beberapa mandor sampai mengalami masalah pribadi dalam keluarga hingga bercerai. “Kasian para mandor yang sempat kerja, mereka tidak menerima upah. Sedangkan punya tanggung jawab anak istri di kampung. Malah sampai ada yang bercerai. Gara-gara tidak pernah mengirim uang ke pihak keluarga,” bebernya.

Keadaan senada juga disampaikan Supriyadi selaku sub kontraktor. Dirinya mengaku harus merelakan dua kendaraan untuk digadai guna mencicil pembayaran bahan bangunan diambil di toko. Membuat sakit Supriyadi diungkapkan jika ingat peristiwa ini ketika tahu menerima pembayaran cek kosong menjadi perih dan sempat setres. Sementara ia mengaku sudah berjanji kepada penyuplai bahan.

“Jika ingat kejadian ini sedih memang. Sementara kita sudah ngutang sana-sini. Kita masih pegang cek kosong dari PT. MC kalau tidak salah mencapai Rp 400 juta sebagai bukti. Saat itu kita termakan bujuk rayu Pak Suamba sama Bu Ipah melanjutkan proyek. Bahkan dikatakan nanti dibuatkan rekening bersama,” terang Supriyadi.

Dihubungi terpisah melalui pesan Whatsapp mantan Kadisprindag Kabupaten Gianyar I Wayan Suamba yang kini menjabat sebagai Kasubag Perhubungan mengaku masih ada rapat. Dan meminta untuk menanyakan permasalahan ini ke Disprindag. “Kordinasi sama Disprindag saja” tulis Suamba singkat dalam pesan chat WhatApp.

Begitu juga Ipah selaku Direktur dari PT. MC sempat dihubungi melalui WhatApp dirijek. Bahkan berapa pesan dikirim melalui chat WhatsApp hanya dibaca sebagian. Sampai berita ini di publish belum ada balasan.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!