Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Maju Pilkada Tabanan, Panji Astika Bawa Bekal 3 Hal

Tabanan (BaliPolitika.Com) – Tujuan politik adalah merebut kekuasaan. Dengan catatan ketika berkuasa, masyarakat harus sejahtera lahir dan batin. Hal inilah yang dinilai tidak terwujud di Tabanan. Menyikapi hal tersebut, tokoh Puri Anom Tabanan, Anak Agung Ngurah Panji Astika mengaku prihatin. Jika masyarakat mempercayakan masa depan Tabanan kepadanya, tiga prinsip akan dijadikannya sebagai pedoman, yakni jujur, profesional, dan kerja keras. Bermodal tiga prinsip ini, Panji Astika optimis transparansi keuangan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan iklim usaha, khususnya bagi pengusaha lokal akan terwujud.

“Saya bercita-cita masyarakat Tabanan memiliki akses mengecek keuangan daerah melalui handphone. Segala sendi kehidupan di Tabanan akan diatur oleh sistem yang sangat transparan karena saya memposisikan diri sebagai pelayanan masyarakat,” ungkap pria murah senyum itu. Transparansi sambung Panji Astika merupakan bagian dari kejujuran dan profesionalitas. Terangnya, sebuah institusi kalau tidak dikelola secara profesional pasti akan kacau.

Dari aspek birokrasi, ungkapnya harus ada kesesuaian antara bidang yang diurus dengan latar belakang pendidikan seseorang. Seorang pemimpin tidak boleh sesuka hati menempatkan seseorang pada bidang tertentu yang tidak dikuasainya. Pasalnya, bila bidang tertentu yang menentukan hajat hidup orang banyak dipakai main-main, maka akan berbahaya bagi masa depan banyak orang.

“Profesionalisme harus didahulukan dalam segala bidang, khususnya di institusi-institusi pemerintahan yang strategis. Kata kunci mendasar adalah kualitas SDM. Etos kerja ASN juga bisa dibuka secara transparan. Saya pribadi memahami kegelisahan pegawai negeri yang lebih banyak menganggur daripada bekerja. Bukan karena mereka tidak bisa bekerja, melainkan karena sistem yang kurang pas. Ini semua tergantung pemimpin. Fakta bahwa pejabat eselon tidak berani menegur pegawai kontrak malas karena yang bersangkutan adalah “orang titipan” penguasa ini banyak dikeluhkan. Namun, lucunya tidak ada yang berani bicara,” ungkap Panji Astika.

Jika serius ingin membawa Tabanan ke arah kemajuan yang memberdayakan masyarakat luas, Panji Astika mengajak semua pihak untuk profesional dalam segala hal. Termasuk menentukan pilihan di bilik suara pada Rabu, 9 Desember 2020 mendatang. Pemimpin yang profesional dan jujur dimulai dari pemilih yang profesional dan jujur; tidak mudah dibeli.

“Jadi kejujuran saya posisikan nomor satu karena sikap itu yang paling dasar bagi seorang pemimpin. Lebih-lebih seorang bupati. Kalau sudah jujur dan profesional, barulah seorang pemimpin bisa bekerja keras. Dan hal itu akan sejalur dengan hasil dari pekerjaan yang dilakukan,” pungkas alumnus Universitas Brawijaya itu.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!