Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

2 Tahun Pimpin Bali, Koster Rampungkan 40 Peraturan

Pengangguran Bali Tembus 235.200 Jiwa

DENPASAR, BaliPolitika.Com– Merana karena korona. Demikianlah kondisi Provinsi Bali sejak bulan Maret hingga Desember 2020. Sangat bergantung pada sektor pariwisata, Pulau Dewata menderita pukulan telak. Meski Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa angka kemiskinan di Bali menurun selama pandemi Covid-19, faktanya jauh panggang dari api. Informasi terkini, pengangguran di Bali terus bertambah. Jumlah terakhir tembus angka 235.200 ribu jiwa dari total jumlah penduduk 4,2 juta. Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam simakrama bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bali di The Royal Pitamaha, Ubud, Gianyar baru-baru ini.

Merespons kondisi yang terjadi, Koster diketahui selalu semangat. Tak hanya menunaikan tugas sebagai Gubernur Bali, melainkan juga sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali. Koster mengaku optimis menatap masa depan Bali berbekal visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menyongsong Bali Era Baru.

“Astungkara sudah selesai peraturan yang dibentuk. Terdiri dari 15 peraturan daerah (perda), dan 25 peraturan gubernur (pergub). 40 peraturan ini digunakan untuk menambah secara fundamental dan komprehensif menyangkut pembangunan alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Yang nantinya akan menjadi ekosistem untuk membangun perekonomian di Provinsi Bali,” ucap Koster dalam sebuah acara di Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung, Jumat (20/11/2020) lalu.

Yang berkaitan dengan budaya itu adalah memperkuat adat istiadat, tradisi, seni, dan budaya serta kearifan lokal masyarakat Bali yang menjadi kekuatan dan keunggulan kehidupan masyarakat. “Memang menjadi warisan leluhur kami dari zaman dahulu dan karena ada dinamika perkembangan zaman mengalami penurunan, kerusakan yang menimbulkan permasalahan kehidupan sehari-hari. Begitu juga alam Bali telah mengalami kerusakan, pencemaran lingkungan terjadi di mana-mana sehingga harus ditata kembali,” ungkap mantan anggota DPR RI 3 periode itu.

Dikonfirmasi terpisah, terkait tagline Bali Era Baru, I Nengah Sumerta, petani muda yang senantiasa kritis pada permasalahan sosial, politik, dan kebudayaan mengaku masih bingung memahami konsep era baru yang diagung-agungkan Koster di Pilkada Serentak 2020. Pria yang akun media sosialnya baru-baru ini “diserang” oleh oknum tak bertanggung jawab itu menyarankan masyarakat untuk berpikir lebih kritis.

Kanti jani tiang tonden maan penjelasan Bali Era Baru nika seperti apa. Sebelum mampu menjelaskan target dan metoda approaching-nya (pendekatan, red), kayakne sing juari nuturang Era Baru ke kabupaten-kabupaten,” ucapnya, Minggu (29/11/2020). Sumerta menyarankan warga bertanya pada diri sendiri tentang hal apa saja yang dialami secara langsung setelah 2 tahun Gubernur Bali Wayan Koster menjalankan visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Sembari mengajak masyarakat untuk sadar dan tidak menjadikan diri sebagai “pengemis politik”, alumnus Universitas Udayana itu mengaku tidak merasakan capaian-capaian politik Wayan Koster lewat visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali selama ini. Jika ada yang berpikiran sebaliknya, Nengah Sumerta berharap mendapatkan detail capain Koster selama dua tahun lebih menjabat sebagai Gubernur Bali. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!