Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Made Doels, Ayah Pembunuh Anak Kandung Kerap Posting Momen Indah di Medsos

TAMPAK TANPA MASALAH: Made Sudiantara, 47 tahun memposting aktivitas mengantar sepasang wisatawan asing berwisata ke sebuah objek wisata persawahan, 12 Mei 2023 lalu.

 

DENPASAR, Balipolitika.com– Tragedi yang menimpa keluarga Made Sudiantara, 47 tahun di sebuah rumah di Jalan Bukit Tunggal No. 7, Lingkungan Alangkajeng Gede, Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kamis 6 Juli 2023 sekitar pukul 11.30 harus menjadi pembelajaran bagi semua orang.

Pasalnya Made Sudiantara atau yang akrab disapa Made Doels yang tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri, Putu Rita Pravista Devi, 26 tahun dikenal sebagai sosok santun dan selalu gembira.

Made Doels sehari-hari berprofesi di sektor pariwisata. Para tetangganya mengenal sosok Made Doels secara ekonomi sangat mampu.

“Punya usaha dan dia sendiri guide,” ucap salah seorang tetangganya sembari mengatakan jenazah kedua korban akan diupacarai minggu ini.

Di akun media sosial pribadinya, Made Doels pun kerap mengunggah aktivitas pekerjaan dan keluarganya.

Terakhir ia memasang status pada 12 Mei 2023 saat mengantar sepasang wisatawan asing berwisata ke sebuah objek wisata persawahan.

Diberitakan sebelumnya, Made Sudiantara dikabarkan bunuh diri setelah menghabiskan nyawa darah dagingnya sendiri, Putu Rita Pravista Devi, 26 tahun.

Insiden mengerikan itu pertama kali diketahui pertama kali oleh Kadek Dananjaya Antara Putra, 21 tahun.

Hal ini berawal saat ia keluar dari kamar untuk melalukan aktivitas di luar rumah.

Ia melihat kakaknya (Devi, red) sedang duduk di depan kamar sekitar pukul 09.00. Sepulangnya ke rumah, Made Sudiantara bersama kakaknya terlihat berada di depan kamar sekitar pukul 11.00.

Ketika keluar dari kamar ia sudah tidak melihat bapak dan kakaknya. Ia lalu masuk ke dalam kamar bapaknya yang berada di lantai dua, dan melihat Made Sudiantara tiduran di lantai.

Sementara posisi kakaknya tengkurap.

Dia panik melihat kondisi bapak dan kakaknya. Bergegas turun ke bawah memberitahukan kepada ibunya.

Keduanya kembali ke kamar yang dimaksud. Di sana, sang bapak sempat gerak-gerak kepalanya. Kemudian memberitahukan hal ini kepada sanak saudara sambil menghubungi ambulans.

Lalu bapak dan anak ini (korban, red) diangkut ambulance ke RS Sanglah. “Di RS tim dokter menyatakan keduanya sudah meninggal dunia,” pungkas sumber.

Dijelaskan lagi, hasil pemeriksaan Tim Forensik Forensik RS Sanglah, jenazah Ni Putu Rita Prvista Devi memgalami luka memar di bagian wajah, luka lecet digigit semut, keluar darah dari hidung, luka jerat di bagian leher, luka memar di bagian perut dan paha.

Sementara I Made Sudiantara mengalami luka sayatan di bagian pergelangan tangan kiri sedalan 8 cm, urat nadi dan otot tendon putus.

“Dugaan sementara korban Putu Rita Pravista Devi dibunuh terlebih dahulu oleh Bapaknya, Made Sudiantara. Dugaan ini karena terdapat sejumlah luka-luka pada tubuhnya,” lagi ungkap sumber ini.

Usai membunuh anaknya, selanjutnya Made Sudiantara bunuh diri dengan cara meminum cairan racun dan menyayat pergelangan tangan.

Walaupun demikian dugaan sementara, namun motif secara pasti kejadian itu belum diketahui. Tetapi menurut pengakuan keluarga dan kerabatnya, waktu Covid-19, Made Sudiantara sempat depresi karena usahanya kolaps.

“Ia sempat mengatakan, kalau anaknya meninggal dia juga ikut meninggal. Sedangkan korban Ni Putu Rita anaknya keterbelakangan mental,” tutur sumber.

Tim Inafis Polresta Denpasar tiba di TKP untuk melakukan olah TKP, sekitar pukul 15.15. Hasil olah TKP ditemukan palu dan tali plastik warna coklat, buku diary, botol plastik 950 ml diduga berisi cairan HCL.

Polisi masih melakukan penyelidikan, apakah kedua korban murni bunuh diri atau korban Made Sudiantara membunuh anaknya lalu ia bunuh diri.

Terkait dengan ini Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat Iptu Made Sena membenarkan adanya penemuan kedua jenazah itu. Namun ia sendiri enggan berspekulasi lantaran anggotanya masih melakukan penyelidikan.

“Benar, kami masih melakukan penyelidikan. Ini untuk mencari tahu kebenarannya,” pungkas Iptu Made Sena. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!